Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga lebih mudah patah. Penyakit ini sering disebut sebagai “penyakit tulang keropos” dan merupakan masalah kesehatan global yang mempengaruhi jutaan orang, terutama wanita.
Mengapa Wanita Beresiko Lebih Tinggi?
Perubahan Hormon Setelah Menopause:
- Penurunan Estrogen: Estrogen adalah hormon yang membantu menjaga kepadatan tulang. Setelah menopause, kadar estrogen pada wanita menurun drastis, yang mempercepat proses penurunan massa tulang. Penurunan ini menyebabkan wanita lebih rentan terhadap osteoporosis dibandingkan pria.
- Menopause Dini: Wanita yang mengalami menopause dini, baik secara alami maupun karena prosedur medis seperti pengangkatan ovarium, memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis karena mereka mengalami penurunan estrogen lebih awal dalam hidup mereka.
Massa Tulang yang Lebih Rendah:
- Kepadatan Tulang Awal: Secara umum, wanita memiliki massa tulang yang lebih rendah dibandingkan pria. Ini berarti bahwa ketika mereka mulai kehilangan massa tulang, mereka lebih cepat mencapai tingkat yang menyebabkan osteoporosis.
- Perawakan yang Lebih Kecil: Wanita cenderung memiliki kerangka yang lebih kecil dan tipis, yang juga berarti massa tulang mereka lebih rendah secara keseluruhan.
Faktor Genetik dan Gaya Hidup:
- Riwayat Keluarga: Jika ada riwayat osteoporosis dalam keluarga, risiko seorang wanita untuk mengembangkan kondisi ini juga meningkat.
- Gaya Hidup dan Nutrisi: Kurangnya asupan kalsium dan vitamin D, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan adalah faktor gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis.
Dampak Kesehatan Osteoporosis pada Wanita
Patah Tulang:
- Fraktur Tulang Belakang dan Pinggul: Patah tulang belakang dan pinggul adalah komplikasi yang paling serius dari osteoporosis. Fraktur ini dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, deformitas, dan hilangnya mobilitas. Patah tulang pinggul, khususnya, sering memerlukan pembedahan dan dapat menyebabkan ketidakmampuan permanen.
- Fraktur Pergelangan Tangan dan Tulang Lainnya: Selain tulang belakang dan pinggul, osteoporosis juga dapat menyebabkan patah tulang di pergelangan tangan dan bagian tubuh lainnya akibat jatuh atau cedera ringan.
Penurunan Kualitas Hidup:
- Rasa Sakit Kronis: Wanita dengan osteoporosis sering mengalami nyeri tulang kronis yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
- Kehilangan Mobilitas dan Kemandirian: Fraktur yang parah dapat menyebabkan penurunan mobilitas dan kemandirian, yang dapat berujung pada isolasi sosial dan depresi.
Pencegahan dan Penanganan Osteoporosis pada Wanita
Nutrisi yang Seimbang:
- Kalsium dan Vitamin D: Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D sangat penting untuk menjaga kesehatan tulang. Susu, yogurt, keju, ikan berlemak, dan sayuran hijau adalah sumber yang baik. Suplemen mungkin diperlukan jika asupan dari makanan tidak mencukupi.
- Diet Seimbang: Selain kalsium dan vitamin D, diet yang seimbang dengan nutrisi lengkap penting untuk kesehatan tulang secara keseluruhan.
Aktivitas Fisik:
- Latihan Beban dan Ketahanan: Latihan beban seperti berjalan, jogging, dan angkat beban membantu meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko osteoporosis. Latihan ketahanan seperti yoga dan pilates juga bermanfaat.
- Latihan Keseimbangan: Latihan keseimbangan membantu mencegah jatuh, yang dapat menyebabkan patah tulang pada wanita dengan osteoporosis.
Gaya Hidup Sehat:
- Berhenti Merokok: Merokok dapat mempercepat kehilangan massa tulang, sehingga berhenti merokok sangat dianjurkan.
- Batasi Konsumsi Alkohol: Mengurangi konsumsi alkohol dapat membantu menjaga kesehatan tulang.
Pemeriksaan dan Pengobatan Medis:
- Skrining Kepadatan Tulang: Wanita, terutama yang berusia di atas 50 tahun atau yang memiliki faktor risiko, harus menjalani pemeriksaan kepadatan tulang secara rutin untuk mendeteksi osteoporosis sejak dini.
- Pengobatan: Dokter mungkin meresepkan obat untuk memperlambat kehilangan massa tulang dan meningkatkan kepadatan tulang. Obat-obatan ini termasuk bisfosfonat, hormon paratiroid, dan modulator reseptor estrogen selektif (SERMs).
Osteoporosis adalah kondisi yang serius dan umum pada wanita, terutama setelah menopause. Mengerti faktor risiko dan dampak kesehatan dari osteoporosis adalah langkah pertama untuk mencegah dan mengelola penyakit ini.
Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, menjaga nutrisi yang baik, dan mendapatkan pemeriksaan medis secara teratur, wanita dapat mengurangi risiko osteoporosis dan menjaga kesehatan tulang mereka sepanjang hidup.
Periksakan diri Anda atau orang terdekat Anda apabila merasakan gejala Osteoporosis ke Rumah Sakit Columbia Asia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai osteoporosis pada wanita, Anda dapat mengunjungi Rumah Sakit Columbia Asia yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Semarang, dan Medan.
Referensi: